Halaman

Minggu, 09 September 2012

Kisah Pengangkut Ember dan Pemasang Pipa

Mungkin judulnya sangat tidak menarik. Namun lebih baik baca terlebih dahulu kisah ini.
Setiap orang mempunyai mimpi untuk bisa menjadi sukses. Dan setiap orang mempunyai jalan yang berbeda untuk mewujudkan mimpi itu. Kisah yang akan saya share-kan ini baru saya baca kemarin di salah satu forum publisher Indonesia. Ingin tau seperti apa kisahnya. Langsung saja kita simak bersama Kisah Pengangkut Ember dan Pemasang Pipa berikut ini.

Kisah Pengangkut Ember dan Pemasang Pipa


Tahun 1801, di sebuah desa kecil di Italia, ada dua orang sahabat bernama Pablo & Bruno. Mereka ambisius, pekerja keras, & ingin menjadi orang tersukses di desanya.

Satu kesempatan datang melalui kepala desa yang menugaskan mereka untuk memindahkan air dari sungai ke penampungan air di tengah desa. Mereka diberi ember & dibayar berdasarkan jumlah ember air yang mereka bawa tiap harinya. Dalam hal ini, mereka membarterkan ember yang dibawa & waktu mereka dengan uang.

Pada awalnya, mereka menikmati kerja & hasil yang mereka dapatkan. Mereka bisa mulai menabung untuk membeli pondok & keledai. Bruno merasa cita-citanya mulai terwujud, tapi tidak dengan Pablo. Punggung Pablo terasa nyeri & telapak tangannya lecet karena beban ember yang penuh dengan air. Mereka mendapat istirahat setiap Sabtu & Minggu. Namun setiap pagi mereka merasa tidak nyaman, terutama Minggu sore, karena besoknya harus mengangkat ember lagi. Pablo akhirnya mendapat akal untuk memindahkan air yang lebih efisien & efektif dengan cara membangun saluran pipa yang dapat mengalirkan air dari sumbernya ke desa.

“Bruno, saya punya rencana”, kata Pablo saat mereka mengambil ember-ember & berangkat menuju ke sungai. “Daripada kita mondar-mandir membawa-bawa ember hanya untuk mendapatkan beberapa sen per hari, kenapa kita tidak sekalian saja membuat sebuah saluran pipa dari sungai ke desa kita”. Bruno menghentikan langkahnya seketika. “Saluran pipa! lde dari mana itu!!!” seru Bruno.

Bruno tidak tertarik & menertawakan ide Pablo. Namun, Pablo sangat yakin akan impiannya & memutuskan untuk mengerjakan proyek tersebut sendirian. Setiap pagi hingga sore, Pablo mengangkut ember air, & malamnya ia membangun saluran. Bruno & teman-temannya mengejek & menertawakan Pablo, tapi Pablo tidak peduli. Ia memiliki visi jauh ke depan karena ia sadar bahwa tidak selamanya ia kuat mengangkut ember-ember yang penuh dengan air.

Sementara itu, Bruno hidup dengan nyaman karena pekerjaan membawa ember ternyata memberikan penghasilan yang memadai. Dengan upah yang didapatnya, Bruno dapat mencicil pondok, keledai, & keperluan lainnya. Tiap malam ia istirahat, akhir pekan bisa berlibur ke pantai, ke gunung serta tak ketinggalan juga mentraktir teman-temannya minum di kedai kopi. Pekerjaan Pablo memang lebih berat karena ia harus bekerja ekstra. Sambil membangun saluran pipa, Pablo masih harus bekerja di siang hari untuk menghidupi keluarganya.

Dari hari menjadi minggu, dari minggu menjadi bulan bahkan akhirnya hitungan tahun, Pablo bekerja siang malam tak kenal lelah membangun saluran pipa. Mula-mula hanya beberapa meter, kemudian menjadi ratusan meter, hingga akhirnya saluran pipa berhasil menghubungkan sumber air ke desanya. Setelah 5 tahun, pekerjaan itu selesai dengan baik. Seisi desa menjadi sangat bahagia karena mendapat pasokan air yang terus-menerus dari saluran pipa tersebut, tak peduli siang atau malam. Para penduduk juga tidak merasa khawatir pasokan air terhambat ketika pembawa ember sedang sakit atau berlibur.

Pablo pun mendapat penghargaan atas jasanya. Ia juga mulai menikmati penghasilan dari orang yang membeli air dari saluran pipanya, yang jumlahnya jauh melebihi apa yang Bruno dapatkan. Saluran pipanya terus mengalirkan air & uang meskipun Pablo sedang makan, istirahat, tidur, bahkan berlibur sekalipun. Sekarang Pablo tak perlu lagi mengangkut air dengan menggunakan ember. Ia telah mendapatkan kebebasan waktu & finansial.

Lalu, bagaimana dengan Bruno?

Kondisi Bruno semakin memprihatinkan karena tenaganya semakin berkurang dimakan waktu & punggungnya semakin bongkok karena terus-menerus menopang beban. Jika tidak bekerja, ia tidak akan mendapatkan penghasilan. Ia semakin banyak mengangkut ember bahkan dengan ember yang lebih besar. Meskipun mulai sakit & menua, Bruno sadar betul bahwa ia tidak bisa berhenti mengangkut ember karena upahnya akan hilang. Pada akhirnya, Bruno menyadari visi sahabatnya itu, namun semuanya sudah terlambat karena kesempatannya telah berlalu.

Apa yang anda dapatkan dari kisah tersebut ???
Jika saya pribadi setelah membaca kisah tersebut, timbul sebuah pemahaman baru dalam pikiran saya.
Pemahaman seperti apa ?
Bahwa apa yang saya lakukan sekarang, pasti akan mendapatkan hasilnya di hari nanti. Walaupun saat ini saya harus bekerja lebih keras dari orang lain dan bayaran yang kecil. Tapi suatu saat nanti, disaat orang lain masih bekerja, berkeluh kesah, dan tidak ada waktu keluarga. Maka pada saat itu pula saya bisa bekerja kapan pun, banyak waktu untuk keluarga, dan tentunya mempunyai penghasilan lebih besar dari mereka.

Lebih baik menunda kesenangan kecil saat ini, untuk mendapatkan kesuksesan besar.
Bagaimana dengan anda ?

Semoga bermanfaat bagi anda setelah membaca Kisah Pengangkut Ember dan Pemasang Pipa ini.

Sumber : http://delphigold.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar