Halaman

Jumat, 31 Agustus 2012

Masa SMA Adalah Masa Keemasan

Tulis ini merupakan kelanjutan dari artikel sebelumnya yang berjudul Siapakah Saya ?
Kali ini saya akan menceritakan prestasi dan pengalaman organisasi saya ketika masa SMA. Tidak ada keinginan untuk sombong (lagian apa yang bisa saya sombongkan) dari tulisan ini, mungkin saja ketika ada anak SMA yang membaca tulisan ini bisa merubah pola pikir mereka.
Penerapan pendidikan orang tua ketika saya duduk di bangku SD hingga SMA sangatlah keras. Bayangkan saja saat SMA kelas 3 saya boleh keluar malam hanya pada saat malam minggu saja dan itupun dibatasi hingga jam 10 malam. Jika lebih maka orang tua saya akan selalu menghubungi lewat SMS atau telepon. Alhamdulillah saya tidak mengecewakan kepercayaan mereka dan tidak pernah berbuat neko-neko.
SMAN 2 Sumedang.
Disanalah saya mendapatkan pendidikan formal maupun non formal. Maksud formal disini adalah pendidikan  mengenai ilmu pengetahuan, dan non-formal adalah berorganisasi. Awal mula menginjakkan kaki di SMAN 2 Sumedang ketika tahun 2004. Melewati Masa Orientasi Siswa selama 3 hari dan 3 hari selanjutnya adalah perkenal ekstrakulikuler. Kebetulan pada saat itu saya berada di kelas X-2. Yang namanya suatu kelas pasti membutuhkan seorang pemimpin, maka pada saat itu ketika hari pertama MOS langsung diadakan pemilihan Ketua Kelas (Kalas). Saya mengajukan diri untuk menjadi Ketua Kelas dan Alhamdulillahnya teman-teman sekelas semuanya mendukung saya (padahal saat itu belum kenal sama sekali dengan mereka). Peristiwa tersebut merupakan sebuah gerbang awal bagi diri saya pribadi untuk memasuki organisasi.
Saat MOS dan perkenalan ekstrakulikuler telah rampung, maka tiba saatnya pertama kali saya memakai seragam putih abu. And you know what ? Rasa bangga dan gembira menyelimuti saya ketika hari pertama tersebut. Sampailah tiba saatnya saya harus memilih eskul. Eskul yang saya ambil pada saat itu cukup banyak yaitu Pramuka, Paskibra, dan Basket.
Namun karena ketidak seriusan saya membuat saya memilih Paskibra saja. Satu kejadian yang selalu saya kenang, ketika hari pertama latihan paskibra ternyata Alumni 3 tahun diatas saya semua berkumpul dan apa yang terjadi selanjutnya ? tamparan, bentakan, push up menjadi makanan wajib bagi saya dan teman-teman seangkatan. Dibalik itu semua saya merasa bersyukur karena dipilih untuk menjadi perwakilan seleksi Paskibraka tingkat Kabupaten walaupun pada akhirnya saya gagal.
Tapi dengan kejadian seperti itu timbul semangat baru, jika saya gagal menjadi paskibra maka adik kelas saya harus berhasil menjadi seorang Paskibraka. Dan Alhamdulillah di tahun berikutnya adik kelas saya terpilih menjadi Paskibraka bahkan tembus ke Jawa Barat. Hal itu semua tidak lepas dari kerjasama di satuan kami. Suatu kegembiraan ketika mendengan adik kelas dari satuan kami bisa menembus Jawa Barat. Namanya Agus dan sekarang bekerja sebagai seorang Polisi di Kota Bandung. Dan yang saya salut, sikap dia tidak berubah sama sekali ketika bertemu saat bulan puasa. Masih tetap menghormati dan menghargai saya sebagai seniornya di SMA.
Di tahun 2006 bisa dibilang menjadi tahun yang sedikit sibuk. Bagaimana tidak ?
Saat itu saya duduk dikelas XI lalu terpilih menjadi Wakil Ketua Osis dan Ketua Paskibra. Rasa syukur saya  panjatkan kehadirat ALLAH yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menjadi seorang pemimpin. Masa SMA saya dihabiskan dengan berorganisasi dan hingga pada akhirnya saya selalu pulang saat Adzan Magrib sampai rumah. Namun anehnya tidak ada rasa cape dan saya menikmati semua itu. Hingga akhirnya dikarenak nilai akademis yang bagus saya terpilih mendapatkan kesempatan PMDK di Institut Pertanian Bogor.
Sekian cerita masa SMA saya.
Semoga bermanfaat.

Kamis, 30 Agustus 2012

Siapakah Saya ?

Reza Akhmad Syahbana nama yang sangat indah pemberian kedua orangtuaku. Terlahir sebagai anak bungsu dari 2 bersaudara, kini saya sedang memfokuskan diri untuk menekuni pekerjaan sebagai entrepreneur. Bidang entrepreneur yang saya geluti sekarang terbagi dua, mulai dari yang offline dan online. Sebelumnya saya akan menceritakan masa kecil saya.
Sebenarnya usia saya masih tergolong muda ketika orang tua saya memasukkan saya ke SD, hal itu mengakibatkan pola pikir saya menjadi beda dengan anak-anak seusia saya ketika SD. Namun karena hal tersebut saya bisa merasakan kuliah di salah satu Universitas Terbaik di Indonesia yaitu di Institut Pertanian Bogor.
Orang tua saya menerapkan pola pendidikan yang keras, bayangkan saja ketika akan menghadapi setiap ujian di sekolah, Ibu saya selalu menunggui saya belajar. Terkadang beliau memberikan soal dan jika saya tidak bisa menjawab maka matanya akan melotot dan memarahi saya. Saat itu saya berpikir, Ibu saya sangat galak sekali. Tetapi seiring dengan pertambahan usia dan pola pikir yang semakin dewasa, saya menyadarinya bahwa maksud Ibu saya sangat baik. Pola pendidikan tersebut baru terasa manfaatnya ketika saya memasuki SMA tepatnya pada tahun 2004. Alhamdulillah saya mencoba untuk membuka diri saya dan mengasah kemampuan berorganisasi. Saat di SMA saya selalu masuk peringkat 5 besar di kelas. Tidak itu saja, di bidang organisasi saya terpilih sebagai Wakil Ketua Osis dan Ketua Ekstrakuliker Paskibra.
Dari situlah sifat-sifat dasar saya kembali mulai terbentuk. Mulai dari cara menghadapi keberagaman karakter orang, hingga bagaimana menyikapi orang yang tidak suka kepada diri saya.
Ketika lulus dari SMA saya mendapatkan PMDK untuk masuk ke Institut Pertanian Bogor. Tanpa berpikir panjang saya setuju masuk ke IPB. Padahal dalam hati kecil, saya ingin menjadi seorang guru. Sayangnya saat di IPB saya tidak aktif di BEM, namun aktif di Himpro. Nampaknya timbul rasa jenuh dalam berorganisasi. Di Himpro sendiri, saya dipercaya untuk memangku jabatan sebagai Kepala Departemen Informasi dan Komunikasi. Ketika terpilih, saya berkomitmen untuk bisa memberikan sesuatu yang bermanfaat ketika saya keluar dari jurusan. Kebetulan pada saat itu IPB sedang gencar-gencarnya melakukan promosi website, yang selanjutnya setiap Lembaga Kemahasiswaan diwajibkan untuk mempunyai website. Dengan tekad dan semangat saya mengurusi web itu. Hingga pada saat saya memegang web tersebut Himpro saya berhasil berada di 3 besar website Lembaga Kemahasiswaan di IPB.
Tepat di bulan April kemarin saya lulus menjadi seorang sarjana.
Apakah senang dengan titel seorang sarjana ?
Saya tegaskan tidak !! kenapa ? Karena saya harus bisa mengamalkan ilmu yang saya dapatkan di bangku perkuliahan.
Ketika teman-teman seangkatan saya sudah mulai bekerja, saya masih bertahan dengan idealisme. Dengan berat hati saya mengurungkan niat saya untuk melamar pekerjaan dan mengikrarkan sebuah janji untuk menjadi seorang pengusaha (entrepreneur). Usaha apa yang saya geluti ?
Nanti akan saya bahas di postingan selanjutnya.
Sekian tulisan ini saya buat.
Semoga bermanfaat.